EKSTRAKSI
FORCEPS (EF)
Definisi
Ekstraksi Forceps (EF)
Forceps digunakan untuk
menolong persalinan bayi dengan presentasi verteks, dapat digolongkan sebagai
berikut, menurut tingkatan dan posisi kepala bayi pada jalan lahir pada saat
daun forceps dipasang.
Tindakan forceps rendah
(forceps pintu bawah panggul) adalah tindakan pemasangan forceps setelah kepala
bayi mencapai dasar perineum, sutura sagitalis berada pada diameter
anteroposterior dan kepala bayi tampak diintroitus vagina.
Tindakan forceps tengah
(midforseps) adalah tindakan pemasangan porceps sebelum kriteria untuk porceps
rendah dipenuhi, tetapi setelah engagement kepala bayi terjadi. Adanya
engagement biasanya dapat dibuktikan secara klinis oleh penurunan bagian
terendah kepala sampai atau dibawah spina iskiadika dan pintu atas panggul
biasanya lebih besar dari pada ajarak dan pintu atas panggul biasanya lebih
besar daripada jarak diameter biparietal dengan bagian kepala bayi yang paling
bawah. (Menurut sumber dari buku Obstetri Williams)
Ektraksi porceps adalah
tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan
jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps. Tindakan ini
dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin. Walaupun
sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi
bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan. (Menurut sumber dari buku
Pelayangan Kesehatan Maternatal & Neonatal)
Suatu persalinan buatan
dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan porceps yang dipasang pada
kepalanya. (Menurut sumber dari buku Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2000)
Cunam ialah suatu alat
kebidanan untuk melahirkan janin dengan tarikan pada kepalanya; disamping itu
alat tersebut dapat digunakan untuk menyelenggarakan putaran kepala janin.
Cunam dipakai untuk membantu atau mengganti HIS, akan tetapi sekali-kali tidak
boleh digunakan untuk memaksa kepala janin melewati rintangan dalam jalan lahir
yang tidak dapat diatasi oleh kekuatan HIS yang normal. Jika prinsip pokok ini
tidak diindahkan, maka ekstraksi cunam mengakibatkan luka pada ibu dan terutama
pada anak.
(Menurut sumber dari buku Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002)
(Menurut sumber dari buku Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002)
Tujuan
Dari Kegunaan Forceps
1.
Traksi : Yaitu menarik anak yang tidak
dapat lahir spontan, yang disebabkan oleh karena satu dan lain hal.
2.
Koreksi : Yaitu merubah letak kepala
dimana ubun-ubun kecil dikiri atau dikanan depan atau sekali-kali UUK melintang
kiri dan kanan atau UUK kiri atau kanan belakang menjadi UUK depan (dibawah
simfisis pubis).
3.
Kompresor : untuk menambah moulage
kepala.
Jenis-Jenis
Forceps
Forceps yang sering digunakan dalam
praktek adalah :
1.
Forceps Neagele
2.
Forceps Kielland
3.
Forceps Piper sering digunakan untuk
menarik kepala yang sulit lahir pada letak sungsang (after coming head).
Perbedaan
dan Persamaan forceps Neagele dan Kielland, yaitu :
Ø Neagele
Keilland
a. Dapat
dipasang biparietal atau miring pada kepala
·
kunci forceps hampir selalu menghadap
UUK, kecuali bila UUK terletak disebelah belakang.
·
Tangkai forceps menghadap ke tungkai
atas ibu yang sesuai dengan tempat letak UUK.
b. Bila
kepala berada pada :
·
H-IV: Forceps hanya masuk sampai pangkal
sendok rendah forceps.
·
H-III: sendok forceps masuk sampai kunci
forceps berada di vulva.
c. Bila
kepala berada pada :
·
H-IV: Tangkai forsep membuat 30º dengan
bidang horizontal.
·
H-III: Tangkai forsep terletak dibidang
horizontal.
·
H-II: Tangkai forsep 30º dibawah bidang
horizontal.
d.
Sendok forsep kiri terletak sebelah kiri
jalan lahir. Sendok forsep kanan terletak sebelah kanan jalan lahir.
e.
Kunci forsep tidak dapat digeser-geser
(kunci mati).
f.
Lebih cocok untuk forsep rendah (O.K
adanya lengkung panggul).
g.
Letak sendok forsep terhadap:
h.
Kepala: Bisa miring atau biparietal.
i.
Panggul: Bisa miring atau melintang.
j.
Memasang forsep: Selalu harus forsep
kiri yang masukkan terlebih dahulu.
k.
Mempunyai lengkung kepala dan lengkung
panggul.
Selalu harus dipasang biparietal pada
kepala.
a.
Bila kepala berada pada:
·
H-IV: Tangkai forsep berada pada
dibidang horizontal.
·
H-III: Tangkai forsep 30º dibawah bidang
horizontal.
·
H-II: Tangkai forsep menghadap ke
lantai.
b.
Pada prinsipnya serupa, tapiu sendok
forsep dapat terletak disembarang bagian jalan lahir.
c.
Kunci forsep dapat digeser-geser.
d.
Lebih cocok untuk forsep tinggi.
e.
Letak sendok forsep terhadap:
·
Kepala: Selalu harus bifarietal.
·
Panggul: Bisa dalam segala kedudukan.
f.
Memasang forsep: serupa.
g.
Hanya mempunyai lengkung kepala, tidak
mempunyai lengkung panggul.
Jenis
Forsep Lainnya Adalah:
a. Forsep Boerma
b. Forsep Tarnier
c. Forsep Simpson
Macam-Macam
Tindakan Forceps
Berdasarkan pada jauhnya turun kepala,
dapat dibedakan beberapa macam tindakan forceps yaitu:
·
Forceps rendah (low forceps = outlet
forceps)
Pada
forceps rendah, kepala sudah turun sampai di H-IV artinya ukuran kepala yang
terbesar sudah melewati pintu atas panggul dan telah sampai ke dasar panggul,
dan telah kelihatan dari luar.
·
Forceps tengah (mid forceps)
Pada
forceps tengah kepala sudah turun sampai H-III+, artinya ukuran kepala terbesar
telah melewati PAP, tapi belum sampai ke dasar panggul.
·
Forceps tinggi (high forceps)
Pada forceps
tinggi kepala sudah sampai H I-II (belum masuk PAP) artinya ukuran terbesar
kepala belum melewati PAP, dengan perkataan lain kepala masih dapat goyang.
Forceps tinggi ini sekarang tidak dilakukan lagi karena banyak sekali
komplikasi untuk ibu maupun untuk janin. Sebagai gantinya sekarang dilakukan
seksio sesarea.
Syarat-Syarat
Forceps
Syarat
khusus:
·
Pembukaan lengkap
·
Selaput ketuban telah pecah atau
dipecahkan
·
Presentasi kepala dan ukuran kecil cakap
cunam
·
Tidak ada kesempitan panggul
·
Anak hidup (termasuk dengan kondisi
gawat janin)
·
Penurunan H III + H III-IV (Puskesmas H
IV/dasar panggul).
·
Kontraksi baik
·
Ibu tidak gelisah kooperatif
Untuk dapat melahirkan janin dengan
ekstraksi cunam, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
·
Janin harus dapat lahir pervaginam
(tidak ada disproporsi sefalopelvik)
·
Pembukaan servik lengkap
·
Kepala janin sudah cakap (mencapai letak
= sudah terjadi engagement)
·
Kepala janin harus dapat dipegang oleh
cunam.
·
Janin hidup
·
Ketuban sudah pecah atau dipecahkan.
Indikasi
& Kontraindikasi Forceps Ekstraksi
1. Gawat
janin
Tanda-tanda gawat janin antara
lain:
a. DJJ
menjadi cepat takhikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
b. DJJ
menjadi lebih lambat bradikardi 160 X/menit dan tidak teratur.
c. Adanya
mekonium (pada janin letak kepala).
2. Dari
pihak ibu :
a.
Ruptura uteri mengancam, artinya
lingkaran retraksi patologik Band, sudah setinggi kira-kira 3 jari dibawah
pusat, sedang kepala sudah turun sampai H-III sampai H-IV.
b.
Adanya oedema pada vagina/vulva. Adanya
oedema pada jalan lahir, artinya partus telah berlangsung lama.
c.
Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu
badan meninggi, lochia berbau.
d.
Eklamsi yang emngancam.
e.
Indikasi Pinard, yaitu:
·
Kepala sudah di H-IV.
·
Pembukaan servik lengkap.
·
Ketuban sudah pecah.
·
2 jam mengedan janin belum lahir juga.
f.
Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan
lama, umpamanya:
·
Ibu dengan dekompensasi kordis.
·
Ibu dengan koch pulmonum berat.
·
Ibu dengan enemi berat (HB 6 gr% atau
kurang)
·
Pre-eklamsi berat.
·
Ibu dengan asma bronchial.
g.
Partus tidak maju-maju umpama pada putar
paksi salah, UUK melintang.
h.
Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga
(Exhausted mother).
Indikasi
Relatif (Elektif, Prolaktif)
Ekstraksi
cunam yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun janinnya, tetapi bila
tidak dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila dibiarkan, diharapkan janin
akan lahir dalam 15 menit berikutnya.
Indikasi relatif dibagi menjadi
1. Indikasi de lee
Ekstraksi cunam dengan syarat
kepala sudah didasar panggul; putaran paksi dalam sudah sempurna; M.Levator Ani
sudah teregang; dan syarat-syarat ekstraksi cunam lainnya sudah dipenuhi.
Ekstraksi cunam atas indikasi elektif, dinegara-negara barat sekarang banyak
dikerjakan, karena dinegara-negara tersebut banyak dipakai anestesia atau
conduction analgesia guna mengurangi nyeri dalam persalinan. Anestesia dan
conduction analgesia menghilangkan tenaga mengejan, sehingga persalinann harus
diakhiri dengan ekstraksi cunam.
2. Indikasi Pinard
Ekstraksi cunam yang mempunyai
syarat sama dengan indikasi de Lee, hanya disini penderita harus sudah mengejan
selama 2 jam.
Keuntungan
indikasi profilaktik, ialah:
·
Mengurangi keregangan perineum yang
berlebihan
·
Mengurangi penekanan kepala pada jalan
lahir.
·
Kala II diperpendek
·
Mengurangi bahaya kompresi jalan lahir
pada kepala.
3.
Indikasi
absolut (mutlak).
a. Indikasi
Ibu : - Eklamsia, Preeklamsia
·
Ruptura uteri membakat
·
Ibu dengan penyakit jantung, paru-paru,
dll.
b. Indikasi
janin : - Gawat janin
c. Indikasi
waktu : - Kala II memanjang.
Kontraindikasi
·
Malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka
dengan mento posterior).
·
Panggul sempit (disproporsi
kepala-panggul).
·
Janin sudah lama mati sehingga kepala
tidak bulat dan keras lagi, sehingga kepala
·
sulit dipegang dengan forsep.
·
Anencephalus.
·
Adanya disproporsi sefalok-pelvik.
·
Kepala masih tinggi (ukuran terbesar
kepala belum melewati pintu atas panggul).
·
Pembukaan belum lengkap.
·
Pasien bekas operasi vesiko-vaginal
fistel.
·
Jika lingkaran kontraksi patologik Band
sudah hampir setinggi pusat atau lebih.
Persiapan
Pasien, Alat & Penolong.
I.
Pesiapan Pasien & Alat
1. Cairan
dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan
dengan air dan sabun.
2. Uji
fungsi dan perlengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
3. Siapkan
alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
4. Medikamentosa
,
·
Oksitosin.
·
Ergometrin.
·
Prokain 1%.
5. Larutan
antiseptik (Providon iodin 10%).
6. Oksigen
dengan regulator.
7. Instrumen
,
·
Set Partus: 1 set
·
Ekstraktor cunam: 1 set (Naegele), atau
Kielland atau Boerma
·
Klem ovum: 2
·
Cunam tampon: 1
·
Tabung 5 ml dan jarum suntik No.23
(sekali pakai):2
·
Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet:
2 dan 1
II.
Persiapan Penolong (Operator & Asisten)
1. Baju
kamar tindakan, pelapis plastik, masker dan kacamata pelindung: 3 set.
2. Sarung
tangan DTT/steril: 4 pasang.
3. Alas
kaki (sepatu/”boot” karet): 3 pasang.
4. Instrumen
·
Lampu sorot: 1
·
Monoaural stetoskop dan stetoskop,
tensimeter: 1.
III.
Persiapan Bayi
1. Instrumen
·
Penghisap lendir dan sudep/penekan
lidah: 1 set
·
Kain penyeka muka dan badan:2
·
Meja bersih, kering dan hangat (untuk
tindakan):1
·
Inkubator: 1 set
·
Pemotong dan pengikat tali pusat: 1 set
·
Semprit 10 ml dan jarum suntik No.23
(sekali pakai): 2
·
Kateter intravena atau jarum kupu-kupu:
2
·
Popok dan selimut: 1
2. Medikamentosa
1. Larutan
Bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%.
2. Antibiotika.
3. Akuabidestilata
dan Dekstrose 10%.
3. Oksigen
dan Regulator
Posisi
Pemasangan Forceps
Ekstraksi forceps terdiri dari tujuh
langkah, yaitu:
1.
Penolong membayangkan bagaimana cunam
akan dipasang.
2.
Pemasangan daun cunam pada kepala janin.
3.
Mengunci sendok cunam.
4.
Menilai hasil pemasangan daun cunam
5.
Ekstraksi cunam percobaan
6.
Ekstraksi cunam definitif.
7.
Membuka dan melepaskan sendok cunam.
Posisi
UUK Kiri Depan
1. Lakukan
tindakan aseptik pada perineum
2. Lakukan
infiltrasi larutan anestesi lokal (prokain 1%) pada perineum (berbentuk sisi
dan garis tengah segitiga, puncaknya berada dikomisura posterior, ujung kaki
segitiga masing-masing 2,5 cm lateral kiri dan kanan dari anus).
3. Pegang
gagang cunam kanan seperti memegang pensil.
4. Masukkan
jari tangan kedalam vagina (menelusuri dinding lateral kiri) hingga mencapai
sisi lateral kanan bawah kepala janin. Ibu jari tetap berada diluar.
5. Dekatkan
gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ubu, kemudian masukkan ujung
daun cunam kanan ke vagina (menelusuri alur diantara jari-jari tangan kiri dan
dibantu dengan dorongan ibu jari), sementara itu atur posisi gagang cunam
sehingga daun cunam menempati posisi yang sesuai dengan sisi lateral kanan
janin.
6. Setelah
daun cunam terpasang dan posisi gagang cunam sejajar dengan lantai, geser daun
cunam (dengan tangan kiri) ke atas, hingga menempati posisi seperti saat
melakukan orientasi (miring terhadap panggul).
7. Minta
asisten untuk mempertahankan cunam pada posisi.
8. Pegang
gagang cunam kiri seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan kanan ke
dalam vagina (menelusuri dinding lateral kiri vagina).
9. Masukkan
daun cunam kedalam vagina (menelusuri alur jari) secara langsung dan berhadapan
dengan posisi cunam kanan. Masukkan hingga gagang cunam berada posisi sejajar
dengan lantai.
UUK
Kanan Depan
1. Lakukan
tindakan asepsis-antisepsis pada perineum
2. Lakukan
infiltrasi larutan anestesis lokal (prokain 1%) pada perineum.
3. Pegang
gagang cunam kiri seperti memegang pensil.
4. Masukkan
jari tangan sebagai alur daun cunam.
5. Dekatkan
gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ibu, masukkan
6. daun
cunam kiri ke vagina, sementara itu atur posisi gagang cunam hingga daun cunam
menempati posisi yang sesuai dengan sisi lateral kiri janin.
7. Setelah
daun cunam terpasang dan posisi gagang cunam sejajar dengan lantai, geser
8. daun
cunam keatas, hingga menempati posisi seperti saat melakukan orientasi (miring
terhadap panggul).
9. Minta
asisten untuk mempertahankan cunam pada posisinya.
10. Pegang
gagang cunam kanan seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan kiri
kedalam vagina (menelusuri dinding lateral kanan vagina).
11. Masukkan
daun cunam kanan kedalam vagina (menelusuri alur diantara jari-jari tangan
kiri) secara langsung dan berhadapan dengan posisi cunam kiri. Masukkan hingga
gagang cunam berada pada posisi sejajar dengan lantai.
Posisi
UUK Kanan Belakang
1. Lakukan
tindakan asepsis-antisepsis pada perineum.
2. Lakukan
infiltrasi larutan anestesi lokal (prokain 1%) pada perineum.
3. Pegang
gagang cunam kanan seperti memegang pensil.
4. Masukkan
jari tangan kiri kedalam vagina, ibu jari tetap berada diluar.
5. Dekatkan
gagang cunam pada posisi sejajar dengan paha kiri ibu, masukkan ujung daun
cunam dan atur posisi gagang hingga cunam menempati posisi yang sesuai dengan
sisi lateral kiri janin.
6. Setelah
daun cunam terpasang dan gagangnya sejajar dengan lantai, geser daun cunam
(dengan tangan kiri) ke atas, hingga menempati posisi seperti pada orientasi
(miring terhadap panggul).
7. Minta
asisten untuk mempertahankan cunam pada posiisnya.
8. Pegang
gagang cunam kiri seperti memegang pensil dan letakkan jari tangan kanan ke
dalam vagina (menelusuri dinding lateral kiri vagina)
9. Masukkan
daun cunam ke dalam vagina secara langsung dan berhadapan dengan posisi cunam
kanan. Masukkan hingga gagang cunam sejajar dengan lantai.
Posisi
UUK Kiri Belakang
Prosedur yang
dijalankan, sama dengan UUK kanan belakang tetapi pemasangan pertama adalah
cunam kiri, setelah itu dipasang cunam kanan. Penguncian secara langsung dan
pebarikan juga mempunyai dua alternatif, yaitu cara Lange-Scanzoni (dua tahap)
dan cara de Moehrer (langsung).
Komplikasi
Ekstraksi Forceps
1. Komplikasi-komplikasi
pada janin
·
hematoma pada kepala
·
Perdarahan dalam tengjorak (intra cranial
hemorrahage)
Erb’s paralyse
Erb’s paralyse
·
Fractura cranii
·
Protusio bulbi
·
Perdarahan didalam corpus vitrium mata.
·
Luka lecet pada kepala
·
Facialis parese.
2. Komplikasi-kompliaksi
pada ibu :
·
Ruptura uteri
·
Kolpoporrhexis
·
Symfisiolisis
·
Shock
·
Perdarahan postpartum
·
Pecahnya varices dari pada vagina.
Manajemen
Aktif Kala III
·
Palpasi fundus uteri untuk memastikan
janin tunggal apakah gemeli.
·
Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
10 IU di ⅓ paha bagian luar.
·
Suntikkan oksitosin pada ⅓ paha ibu
bagian luar.
·
Lakukan peregangan tali pusat terkendali
(PTT).
·
Pindahkan klem 3-5 cm didepan vulva.
Lakukan peregangan atau penarikan tali pusat. Dengan cara tangan kiri menekan
supra simfisis secara dorso kranial dan tangan kiri menekan supra simfisis
secara dorso kranial dan tangan kiri meregang atau menarik tali pusat.
·
Apabila tali pusat diregangkan dan tidak
masuk lagi kedalam, berarti plasenta sudah terlepas dari dindidng rahim ibu.
·
Apabila waktu penarikan tali pusat sudah
panjang, maka klem dipindahkan 5 cm didepan vulva. Lalu tarik tali pusat dengan
secara halus dan perlahan-lahan. Tarik kebawah, lalu keatas kemudian sampai
plasenta tampak atau lahir divulva. Tangan memyangga plasenta kemudian
keluarkan atau lahirkan plasenta dengan cara memutar plasenta searah jarum jam
dengan perlahan dan halus sampai plasenta lahir lengkap.
·
Periksa kelengkapan plasenta meliputi
kotiledon, selaput, panjang dan kelengkapan tali pusat.
·
Massase fundus uteri untuk mengetahui
kontraksi pada ibu. Kontraksi dikatakan baik apabila diraba terasa keras
seperti jeruk. Dan kontraksi dikatakan buruk, maka sebaliknya apabila diraba
terasa lembek.
·
Bersihkan tubuh ibu dengan cara dilap
dengan air hangat. Dan dekatkan bayi kepada ibu atau susukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar